Sabtu, 26 September 2015

Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku saat ini, aku bertemu lagi dengan dia dalam rangka menyambut teman kami yang sedang berlibur dikotaku. Saat itu tak terfikir olehku, bahwa aku akan mengundang dia. Hingga aku bertemu dengannya, dan Ia hanya sibuk menggoda ku dengan mantan-mantan ku yang ia tahu. Dan temanku dan dia berjanji untuk mengunjungi rumahku keesokan harinya. Ketika Ia datang ntahlah apa yang aku rasakan, jantung berdetak dengan anehnya. Ia kembali menggodaku dengan candaannya. Aku hanya menjadi korban bully-an dia dan teman-temanku juga. Kami berfoto bersama, dan dia meminta aku untuk menambahkany di pertemanan media sosial. Setelah hari itu aku trus berkirim pesan dengan dia via bbm. Kami sempat janjian untuk pergi keluar sepulang dari kegiatan ku, hingga ia mengantar ku pulang. Tapi selang beberapa hari, aku dan dia sama-sama mulai disibukkan dengan jadwal masing-masing. Hingga tanpa alasan ia menghilang, bbm ku hanya di read oleh dia. Aku berfikir dia sibuk dengan pekerjaannya, maka aku tak ingin terlalu memikirkan dia maka aku putuskan untuk menyibukkan diri dengan kegiatanku. Ternyata ia menghubungi aku lagi, mengomentari display picture ku, me-like foto-fati di Instagramku. Aku sepertinya telah menaruh harapan padanya. Berharap bahwa ternyata ia-lah seseorang yang akan menyembuhkan luka yang pernah aku dapatkan setahun yang lalu. Tapi, lagi-lagi dia menghilang dengan kesibukkannya. Dan ia muncul kembali, dan ntah pikiranku yang sedang kacau karna merindukkannya dengan inisiatif sendiri aku menelpon dirinya. Dia bertanya "kenapa kamu nelpon? Kamu pasti kangen sama aku kan?" Aku hanya kaget dan bingung harus mencari alasan apa, hingga aku putuskan untuk mengatakan iya. Dia hanya tertawa dan aku hanya bisa menahan malu, merutukki kebodohanku karna dengan mudah mengatakan hal tersebut. Tapi ntahlah aku tak tahu setelah malam itu, aku seperti merasakan ia benar-benar menghindariku. Dia tak pernah lagi me-like Ig ku atau menghubngi aku duluan. Aku semakin lama semakin menyadari, mungkin ia hanya datang ketika ia sedang membutuhkan teman, dan aku hanyalah tempat yang dia anggap dapat menghiburnya. Dan lagi-lagi dengan bodohnya aku berharap dengan seseorang yang sebenarnya hanya menggap aku teman untuknya. Aku menyadari banyak wanita di sekitarnya yang cantik dan ia bisa jatuh hati. Aku sekarang hanya bisa berdoa, jika memang ia baik untuk agamaku, duniaku dan akhiratku maka akan ada jalan kami bersama. Tetapi jika tidak, maka jauhkanlah ia dariku dan gantilah dengan sesosok yang telah Allah gariskan untukku.